Monday, February 26, 2018

Ragam Main Mengenal Keaksaraan Awal


   CALISTUNG (baca tulis hitung) tidak boleh dipaksakan untuk anak usia dini (PAUD) kecuali si anak memang sudah siap untuk menerima materi baca tulis.


    Pra-keaksaraan atau keaksaraan awal adalah istlah yang digunakan untuk menjelaskan kemampuan anak dalam menggunakan aksara atau membaca dan menulis yang dikuasai sebelum anak belajar cara membaca dan menulis. Fase membaca yang paling penting bagi anak adalah antara usia 5-9 tahun.

    Mengenalkan keaksaraan (pra keaksaraan) pada anak usia dini (balita) dapat diupayakan dengan cara menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan memberikan kegiatan main anak yang bermakna, aman, nyaman dan menyenangkan sesuai tahap perkembanganya. Rangsangan/stimulasi dapat dilakukan secara terus menerus berupa kegiatan main seperti mendongeng, membaca buku bersama, menyanyi, bercakap-cakap, dan kegiatan motorik halus.

   Keaksaraan diantaranya mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran fonologi,wawasan pengetahuan, percakapan/mendongeng, memahami buku-buku, dan lain-lain. Sebaiknya KEAKSARAAN tidak DIAJARKAN tetapi dimunculkan dalam pengalaman sehari-hari melalui kegiatan permainan menggunakan bahan-bahan yang beragam dan tepat dengan bimbingan dan atau bantuan orang dewasa.
    Membaca dan menulis bagi anak usia dini saat ini masih menjadi polemik, Sebagian masyarakat ada yang berpendapat bahwa membaca bagi AUD berarti memaksakan anak untuk memiliki kemampuan yang seharusnya baru diajarkan di Sekolah Dasar (SD), sebagian lain berpendapat bahwa tidak masalah mengajarkan membaca sejak AUD agar anak memiliki kesiapan ketika masuk SD.  Orangtua menjadi bingung karena beberapa SD yang difavoritkan di masyarakat sebagian besar memiliki salah satu syarat masuk SD adalah sudah mampu membaca,
   Anak akan mengalami kesulitan membaca bila, 1. Kurang kesempatan berlatih dengan aksara. 2. Kurang kesempatan mengembangkan strategi memahami bacaan. 3. Sering berlatih membaca di luar kemampuannya. 4. Mempunyai pengalaman negatif terhadap membaca. Atau dipaksa/terpaksa membaca di luar minatnya. Sehingga yang perlu diperhatikan untuk orang tua yang tidak boleh  dilakukan dan sebaiknya dihindari adalah metode keaksaraan konvensional, dimana mengajari membaca anak yang memuat komponen reseptif yang meliputi ketepatan pengkodean, kelancaran pengkodean, dan pemahaman bacaan. Karena anak dapat mengkodekan hal-hal/kosakata yang dapat dipahami, tetapi anak tidak dapat memahami hal-hal yang tidak dapat dikodekan. Jadi membaca itu melibatkan 2 hal. Pertama kemampuan pengkodean dan kedua kemampuan pemahaman”

Ragam kegiatan main (motorik halus) anak untuk mengenal keaksaraan awal yang dapat dilakukan  antara lain
 1. Menjepit urutan huruf membentuk nama
Alat dan Bahan : gunting, selotip bening, kertas asturo warna-warni, tali kur, penjepit baju dan print huruf/angka














 2. Bermain detektif dengan Mengarsir huruf/angka
 Alat dan bahan: Kertas/karton, lilin/krayon warna putih, pensil
Cara main: Tulislah huruf/angka menggunakan lilin/krayon putih, lalu arsir menggunakan pensil.
Sebagai alternatif lain selain mengarsir dengan pensil kita bisa menggantikan dengan serbuk arang menggunakan telunjuk untuk mengarsir.














3. Kolase huruf dari kertas
 Alat dan bahan : kertas HVS, kertas warna, pensil, lem dan gunting














4. Membentuk huruf/angka dengan plastisin/kinetic sand (pasir ajaib)
 Bahan untuk membuat plastisin dan kinetic sand akan diposting di artikel berikutnya














5. Menggunting, menyusun dan menempel huruf
















Diambil dan diolah dari berbagai sumber.

Tuesday, February 20, 2018

KOLASE


Kolase (collage) merupakan sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan menempel potongan-potongan kertas atau material lain yang ditempelkan pada latar belakang (kertas, karton, dsb) untuk membentuk sebuah desain atau rancangan tertentu. "Kolase" berasal dari kata dalam bahasa Prancis “coller” yang berarti “merekatkan dengan lem”, dan merupakan cara yang menyenangkan untuk bereksperimen dengan bermacam-macam bahan agar mendapatkan hasil akhir yang menakjubkan.
Bermain dengan kolase merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak karena mudah dan tidak membosankan. Kegiatan ini dapat dilakukan sebagai selingan selain kegiatan menggambar dan mewarnai. Kolase sangat baik untuk mengembangkan imajinasi dan kemampuan motorik anak, terutama di usia balita atau pra sekolah (2-4 tahun). Disamping itu, kolase banyak merangsang motorik anak, meliputi kegiatan menggunting dan menempel potongan-potongan kertas atau material lain yang terdapat disekitar kita, dapat juga dengan memanfaatkan barang bekas/limbah/benda yang sudah tidak terpakai.
Beberapa manfaat kolase bagi anak antara lain ;1. Melatih motorik halus; 2. Meningkatkan kreativitas; 3. Melatih konsentrasi; 4. Mengenal warna; 5. Mengenal bentuk; 6. Melatih memecahkan masalah; 7. Mengasah kecerdasan spasial; 8. Melatih ketekunan; 9. Meningkatkan kepercayaan diri dan 10. membantu meningkatkan kemampuan berbahasa anak dan melatih kepekaan estetis serta membangun rasa kepedulian terhadap lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari benda-benda yang sudah tidak terpakai, seperti kertas bekas, bungkus bekas, daun kering dsb.
Bahan-bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan kolase yang aman untuk anak PAUD antara lain:
1. Serutan Kayu atau pensil; serutan kayu yang akan digunakan harus dikeringkan dahulu agar warnanya tidak berubah. Serutan kayu lalu dipotong potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
2. Biji-Bijian; Bahan biji-bijian bisa kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan, banyak macam, bentuk, ukuran, warna, dan teksturnya. Biji-bijian ini hendaknya dikeringkan terlebih dahulu agar warna dan penyusutannya tidak berubah lagi. Bila perlu, dapat pula disangrai/digoreng tanpa minyak. Kita bisa memilih ukuran, warna hingga bentuk dari biji-bijian sesuai yang kita inginkan.
3. Daun-daunan; merupakan bahan kolase yang sangat mudah diperoleh dengan cara mengambil daun yang sudah kering/gugur. Ada banyak pilihan bagi kita mulai dari warna, tekstur, bentuk dan juga kekuatan dari daun itu sendiri. Disarankan untuk memilih warna daun kering yang berbeda-beda agar dalam penyusunannya menjadi sebuah lukisan atau desain akan lebih mudah.
4. Kulit-kulitan; berasal dari kulit buah atau kulit batang tumbuh-tumbuhan. Tidak semua kulit buah dapat dijadikan bahan kolase, demikian pula dengan kulit batang.  Kulit buah yang dapat digunakan sebagai bahan kolase antara lain : kulit salak, kulit kacang tanah, kulit jeruk, dan kulit rambutan. Sedangkan kulit batang yang dapat dijadikan bahan kolase di antaranya: kulit batang rambutan, kulit pisang, dan kelopak bambu. Semua kulit-kulitan haruslah dikeringkan dahulu sebelum digunakan sebagai bahan kolase, lalu dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
5. Kertas Bekas; sebaiknya dipilih kertas yang berwarna, misalnya kertas-kertas bekas sampul, majalah, poster-poster, kalender, kemasan rokok atau kemasan produk-produk industri dapat pula digunakan sebagai bahan kolase. Dalam pemakaian, kertas dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
6. Ampas kelapa; merupakan hasil dari limbah rumah tangga dari buah kelapa yang diparut setelah diambil santannya, lalu ampas kelapa diberi warna sesuai selera dan dikeringkan.
7. Cangkang telur; cangkang telur dibersihkan lalu dikeringkan dan dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
8. Selain bahan-bahan di atas, bahan kolase bisa juga menggunakan batu, kaca, logam, keramik, tempurung kelapa dll, tetapi untuk keselamatan dan kenyamanan anak-anak bahan tersebut tidak direkomendasikan untuk membuat kolase.
Unsur-unsur rupa yang terdapat pada kolase antara lain :
1. Titik dan Bintik: titik merupakan unit unsur rupa yang terkecil yang tidak mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedang bintik adalah titik yang sedikit lebih besar. Unsur titik pada kolase dapat diwujudkan dari butir-butir pasir laut. Sedang bintik dapat diwujudkan dari lada atau biji-bijian yang berukuran kecil dan sejenisnya.
2. Garis: adalah perpanjangan dari titik yang mempunyai ukuran panjang namun relatif tidak mempunyai lebar. Jenis garis dapat dibedakan menjadi: garis lurus, garis lengkung, garis putus-putus dan garis spiral. Unsur garis pada kolase dapat diwujudkan dari potongan kawat, lidi, batang korek, benang dan sebagainya.
3. Bidang: adalah unsur rupa yang terjadi karena pertemuan beberapa garis. Bidang dapat dibedakan menjadi bidang horizontal, vertikal, melintang. Aplikasi unsur bidang pada kolase bisa berupa bidang datar (2D) dan bidang bervolume (3D).
4. Warna: merupakan unsur rupa yang paling penting dan merupkan salah satu wujud keindahan yang dapat dicerap oleh indera penglihatan manusia. Warna dibedakan menjadi warna primer, sekunder dan tertier. Unsur warna pada kolase dapat diwujudkan dari unsur cat, pita/renda, kertas warna, kain warna-warni dan sebagainya.

Tehnik membuat kolase: 1. Siapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam membuat kolase, misalnya bahan kertas (koran, bungkus kado), daun-daun yang sudah dikeringkan, biji-bijian, kain perca dan lain-lain, 2. Siapkan peralatan yang akan digunakan dalam membuat kolase seperti gunting, kertas lem dan media untuk menempel/latar belakang (kertas atau karton), 3. Siapkan sketsa gambar pada media yang dipilih, berupa gambar sederhana atau tergantung keinginan dan minat anak, 4.Dampingi anak dalam melakukan kegiatan ini, terutama anak usia batita. Anak akan bersemangat saat kita mengajari cara menggunting, dan menempel yang benar, 5. Jalinlah komunikasi dengan anak dengan bertanya dan memancing imajinasinya sehingga kegiatan kolase akan menjadi kegiatan yang menyenangkan serta dapat melatih anak berbicara dan mengungkapkan ide-idenya.

Hasil karya anak usia 3-4 tahun

Kolase dengan potongan kertas






























Kolase dengan cangkang telur



















Kolase dengan kapas dan bekatul














Diambil dan diolah dari berbagai sumber